Copyright © Fresh Mind, Fresh Idea
Design by Dzignine
Kamis, 09 Agustus 2012

Sering Diolok-olok, Klinik TongFang Terkenal Di Dunia


> Dulu saya punya penyakit kelamin akut, setelah ke klinik TongFang, WOW!! kelamin saya jadi dua! Terima kasih TongFang, besok jadiin tiga yaa

> Dulu saya Raja Dangdut, setelah ke Klinik Tong Fang kini saya jadi Raja Singa. Terima Kasih Tong Fang

 
> Dulu saya dipanggil anak SINGKONG. Setelah Konsul ke Klinik Tong Fang skrg saya dipanggil anak KINGKONG. TerimaKasih TongFang


> Dulu Kakak PEREMPUAN sy slalu telat ke KAMPUS, setelah 5 kali ke Klinik Tong Fang skarang Kakak sy TELAT 3 bulan, Trims Tong Fang


> Dulu saya bau KAKI, setelah 3X ke Klinik Tong Fang, sekarang klinik mereka BAU kaki saya. Mohon Maaf Tong Fang


Buat para penghuni sosial media, khususnya twitter, siapa yang ga tau sama lelucon di atas. Entahlah orang menyebutnya ini lelucon, olok-olokan atau makian. Tapi buat gua ini adalah lelucon yang menyegarkan dan menggelitik perut.


Dan siapa juga yang ga tau iklan Klinik TongFang yang fenomenaaaal itu di tivi. Muncul di jam-jam prime time saat kita lagi asik-asiknya nonton acara parodi dan sinteron kesayangan kita. Iklan TongFang emang bikin gangguan mata.

Dikemas dengan testimoni, yang ceritanya, para pasien klinik TongFang yang berhasil sembuh. Testimoni yang 'skenario' banget. Kaku banget. Model iklan tahun jadul gitu deh. Udah muncul dimana-mana plus iklannya norak bin udik lagi!

Tapi siapa yang sangka norak bin udiknya iklan TongFang bikin merek TongFang jadi super terkenal di Indonesia. Apalagi di twitter.

Coba bayangin aja sekarang di twitter banyak bermunculan akun-akun yang cuma bertujuan untuk dijadiin bahan leluconan testimoni iklan TongFang. Misalnya aja akun @KlinikTongfang udah punya 15.218 followers dan @KliinikTongFang punya 61,091 followers (data pengikut/’follower’ terhitung tanggal 9 Agustus 2012). Dan masih banyak akun lainnya. Padahal akun-akun itu usianya belum lebih dari 2 bulan.  FENOMENAL! Gua aja main twitter udah bertahun-tahun baru punya 179 followers *tepokperut

“Tong Fang” sempet jadi topik yang paling sering disebut (‘trending topic’) di twitter, bukan saja di area Indonesia, tapi di seluruh DUNIA...! FENOMENAL! (lintas.me, 6 Agustus 2012).

Belom lagi di bbm sering kita dapet broadcast message lelucon TongFang. 'Annoying' banget sebenernya, tapi jujur aja, tiap baca humor TongFang bisa bikin gua ketawa. Minimal senyum-senyum cengar-cengir. Aneh emang.

Humornya kerasa 'segar', 'unik' dan 'orisinal' banget. Orisinal karena humornya yang buat orang-orang biasa kaya kita,bahkan yang ga ngerti arti kata 'humor' itu sendiri.  Merek TongFang kini jadi komoditas olok-olokan dan lelucon di sosial media khususnya twitter.

Dari sudut ilmu komunikasi, pasti banyak yang setuju kalo TongFang mendapatkan tingkat ‘awareness’ yang tinggi. 'Huge' & 'massive'. Ga bisa dibantah kalo jutaan kicaun masyarakat tersebar di berbagai jenis media hanya untuk sekedar 'mencela' klinik TongFang.

Ada yang bilang fenomena humor TongFang terjadi karena masyarakat ingin menyampaikan pesan kepada iklan klinik itu bahwa IKLAN ITU SENDIRI ADALAH SEBUAH LELUCON BESAR!

Hmmmm.... berarti besarnya 'awareness' (perhatian) masyarakat pada klinik TongFang justru kasih dampak buruk untuk citra atau image klinik itu. Sungguh disayangin banget kalo janji yang ditawarin sama iklan klinik Tong Fang dinilai ga lebih dari sekedar lelucon! Dan, ga perlu mikir terlalu dalam buat memahami kalo dibalik ‘lelucon’ yang ada pada iklan itu, masyarakat menilai ada KEBOHONGAN BESAR.

"Sayang banget,
udah abisin duit ratusan juta buat pasang iklan di tivi cuma dijadiin bahan lelucon doang" gitulah kira-kira para pakar pemasaran dan periklanan berkomentar tentang fenomena ini.

Buat para praktisi hal ini kayaknya cukup merisaukan. Bikin mereka gundah-gulana.

Menurut  Badan Pengawas Periklanan (BPP) P3I, iklan klinik TongFang berpotensi melanggar Etika Pariwara Indonesia, khususnya terkait dengan:

 Bab III.A. No.2.10.3. (tentang Klinik, Poliklinik dan Rumah Sakit) yang berbunyi:

“Klinik, poliklinik, atau rumah sakit tidak boleh mengiklankan promosi penjualan dalam bentuk apa pun”

dan

Bab III.A. No.1.17.2. (tentang Kesaksian Konsumen) yang berbunyi:

“Kesaksian konsumen harus merupakan kejadian yang benar-benar dialami, tanpa maksud untuk melebih-lebihkannya”

 Pada bulan Juli 2012, BPP P3I telah mengirimkan surat himbauan kepada KPI untuk menghentikan penayangan iklan tersebut
Trus, gimana pendapat klinik TongFang sendiri kalo klinik mereka jadi bahan lelucon dan olokan di twitter?

"Sudah kita lihat belakangan di internet, ada juga pegawai yang sering kasih lihat, tapi itu hak mereka," kata salah satu karyawan klinik Tong Fang yang enggan disebutkan namanya kepada merdeka.com, Rabu (8/8).

Pihak klinik Tong Fang menganggap olok-olokan tersebut bukan hal serius yang harus ditanggapi. "Yang penting pasien gak pernah kita paksa untuk berobat ke klinik," ujarnya diplomatis.(merdeka.com)

Menurut gua pribadi,
 
Gua ngeliat fenomena olok-olokan Tongfang di sosmed ini cuma jadi 'alternatif' hiburan aja kok. Gimana ga, saban hari kita dijejelin sama pilihan acara hiburan yang itu-ituuu saja. Ga kreatif. Ga ada yang beda antara acara tivi yang satu sama yang lain.

Justru munculnya fenomena humor ala klinik TongFang ini malah bikin kita happy, ya toh? hehehe... Buktinya, masyarakat umum antusias ikutan 'adu' kreatifitas bikin 'lelucon TongFang di sosial media setelah tiap hari dilanda kejenuhan. Bernilai positif kan?

Jadi gua rasa ga perlu ada yang ngerasa dirugiin. Bahkan ga ada sama sekali yang dirugiin. TongFang beruntung namanya keangkat dengan semua humor ini, masyarakat juga seneng punya 'alternatif' hiburan dan lawakan yang lebih 'fresh'.

Trus yang dirugiin siapa? ga ada kan? Ga perlu serius banget lah nanggepin situasi baru yang menyenangkan kaya gini.

Masyarakat sekarang ini cuma haus hiburan yang segar,unik, kreatif seiring naiknya kadar stres dan carut marutnya situasi di negara yang bernama Indonesia ini.

Untung ada klinik TongFang!

Terima kasih TongFang...


terima kasih TongFang
Twitter : @zulharmansyah

Facebook : Zulharmansyah Wahyu Sedjati
Email : zulharmansyah@yahoo.com






0 komentar:

Posting Komentar